Gaya Hidup Milenial dan Masalah Keuangannya
“Nggak ada kata terlambat memulai pengembangan dana untuk pendanaan UKM di Akseleran”
Permasalahan keuangan bukan hanya dirasakan untuk yang telah berpasangan atau telah memiliki keluarga, karena kenyataannya milenial juga dapat alami permasalahan keuangan. Mengapa? Karena pola hidup modern dipandang djakartatoday.com menuntut uang banyak hingga Sahabat muda milenial sangat bisa saja memiliki permasalahan dalam keuangan, terutama bila tidak dapat mengurus keuangan secara baik. Beberapa survey juga memberikan indikasi jika angkatan milenial rupanya tidak memiliki taktik saat meningkatkan dana yang bagus.
David Low, General Manajer Asia Tenggara Luno menjelaskan, hasil survey yang sudah dilakukan perusahaan Luno kerja sama dengan Dalia Research memperlihatkan sekitaran 69% dari angkatan milenial Indonesia tidak memiliki taktik saat meningkatkan dana.
Hasil survey bertema “The Future of Money” itu menjelaskan jika dari angka itu, sekitar 44% milenial Indonesia cuma meningkatkan dana sekali pada sebuah atau 2 tahun dan sekitaran 20% salah satunya bahkan juga tidak meningkatkan dana.
Survey ini dilaksanakan pada 7.000 informan yang menyebar di benua Eropa, Afrika, dan Asia Tenggara. Sekitar 15% dari angka itu atau sekitar lebih dari 1.000 informan adalah milenial Indonesia dengan bentang umur 23-28 tahun.
Survey paling akhir dilaksanakan pada masa 17 Mei 2019 – 7 Juli 2019 yang disebut pantauan umum dari riset Barclays UK bersama penyedia layanan usaha intelijen global RFi Grup yang bertema Millennials Investing Habits pada 2019. Sahabat, sebetulnya tanda apa yang jadi permasalahan keuangan untuk milenial dan bagaimanakah cara menanganinya? Berikut ringkasan tanda yang mungkin biasa terjadi atau dirasakan oleh milenial Indonesia.
1. Style Hidup Mahal
Pola hidup anak muda saat ini dipandang berasa sangat mahal menjadi satu diantara aspek terpenting milenial memiliki permasalahan keuangan. Dimulai dari style kenakan pakaian, hoby kuliner, sampai hoby travelling, belum juga rutinitas jajan kopi setiap hari. Semua menuntut milenial untuk keluarkan uang yang cukup banyak. Bila tidak pintar mengurus keuangan, pola hidup itu menjadi sumber permasalahan saat ini atau di masa datang kelak. Bagaimanakah cara mengelolanya? Bila Sahabat merasa ada tuntutan pola hidup tinggi di lingkungan sekitar tugas atau pertemanan, seharusnya mulai menilai keuanganmu ya! Perlu dipertegas dalam diri sendiri tidak untuk terjerat dalam pola hidup yang tidak sesuai pendapatanmu. Tidak meng ikuti semua pola hidup, hoby, dan trend terbaru bukan dosa besar kok Sob!
2. Stimulanif dan Konsumtif
Sahabat tergoda tas bermerek mode terbaru? Baju bermerek mode terbaru? Sepatu bermerek mode terbaru? Bahkan juga aksesori bermerek mode terbaru? Lantas langsung membeli, terutama bila ada potongan harga? Untuk Sahabat yang memiliki rutinitas berbelanja secara stimulanif dan konsumtif mirip contoh di atas, harus selekasnya mulai menahan diri ya! Lebih-lebih lagi bila beberapa barang yang Sahabat membeli tidak termasuk barang yang diperlukan. Karena bila tidak, Sahabat dapat alami permasalahan keuangan. Karena itu penting untuk mengganti rutinitas belanja supaya keuangan lebih sehat. Untuk menghindar dari belanja dengan kalap, seharusnya buat daftar barang yang diperlukan. Anggarkan beberapa uang lantas belanja berdasar daftar itu.
3. Gampang Berutang
Salah satunya dampak belanja dengan konsumtif adalah dapat memakai berbagai langkah untuk beli kemauan itu, salah satunya secara berutang baik sama kartu credit atau berutang dengan lain. Walau hutang itu dapat dibayarkan, memiliki hutang bisa menghalangi keuanganmu untuk berkembang. Karena bila memiliki hutang, memungkinkannya Sahabat tidak dapat menabung atau meningkatkan dana.
Karena itu, bila bukan lantaran argumen yang sangat penting dan mendesak jauhilah berutang. Disamping itu, jangan memakai kartu credit secara asal-asalan bila tidak memiliki cukup uang untuk melunasinya. Bila perlu untuk memakai kartu credit, wajib dikenang jika kartu credit bukan kontan on hand tetapi hutang dan jangan sampai bayar dengan minimal payment. Bila Sahabat masih tetap ingin memakainya, pakai sarana-fasilitas dari keuntungan memakai kartu credit seperti angsuran bunga 0% dan lain-lain.