Tepat terhadap tanggal 2 Desember 1993, Raja Kokain Pablo Escobar https://guruofjobs.com/
mati terbunuh 30 th. lamanya. Sebuah klise lama ‘Hidup dengan senjata, mati dengan senjata’ terdengar sesuai dengan apa yang dialami Escobar diakhir hayatnya.
Pablo Emilio Escobar Gaviria, seorang raja kokain dengan kerajaan yang dipimpinnya bernama Kartel Mendellin, telah lama jadi incaran pemerintah Kolombia. Aksinya yang menimbulkan korban jiwa dan teror memicu dirinya masuk didalam list orang yang paling dicari se-Kolumbia.
Pablo Escobar memang memiliki harta yang banyak dengan kartel yang menguasai 80% perdagangan kokain disertai dengan para anggotanya yang setia. Namun melansir The Mob Museum, satu kasus yang jadi musuh utamanya ialah perjanjian ekstradisi pada Kolombia dan Amerika Serikat terhadap th. 1979.
Melihat besarnya ancaman Undang-Undang Ekstradisi ini, Pablo Escobar mengusahakan untuk meraih kursi di parlemen Kolombia. Hal ini dilaksanakan Escobar demi meraih kekebalan diplomatik sekaligus memperluas kekuasaan. Mulai dari titik inilah Pablo Escobar mengalami kejatuhan. Kampanyenya membuahkan hasil, dia terpilih sebagai pengganti Jairo Ortega, Senat untuk Alternative Liberal (gerakan Alternatif Liberal), terhadap bulan November 1982. Namun jejak kriminalnya di masa selanjutnya jadi ancaman didalam menjaga posisinya sebagai bagian parlemen.
Berawal terhadap th. 1983 saat Menteri Kehakiman Rodrigo Lara Bonilla mulai lakukan penyelidikan atas kekayaan Escobar. Melansir Encyclopedia of Humanities, hasil penyelidikan Lara membuktikan ada duwit kotor didalam sepak bola dan politik Kolombia serta dibukanya kembali kasus hukum lama Escobar.
Bukti-bukti ini menuntun Lara kepada pengungkapan laboratorium memproses kokain milik Escobar yang berada di hutan serta penyitaan atas pesawat dan properti yang digunakan didalam perdagangan narkoba. Dari sini, posisi Escobar sebagai bagian parlemen mulai dipertanyakan dan asal muasal duwit yang membiayai kampanyenya pun terungkap.
Tidak lama sesudah itu, surat kabar El Espectador segera menyebarkan berita panas ini. Alhasil suasana Escobar jadi tercekik diantara bukti-bukti yang telah tersebar luas. Pastinya Escobar tidak tinggal diam dan lakukan perlawanan dengan mengusahakan mencoreng nama baik Lara tetapi berujung gagal. Mau tidak mau, Escobar terpaksa nampak dari keanggotaan parlemen dan kekebalannya dicabut.
Walaupun kerja kerasnya membuahkan hasil yang lumayan memuaskan, sayangnya takdir tidak berpihak kepada Lara dimana dia berakhir terbunuh oleh pembunuh bayaran Escobar terhadap tanggal 30 April 1984. Escobar memang menyerah, tetapi balas dendam merupakan motivasi barunya di masa mendatang.
Singkat cerita, Escobar vet book pro konsisten menerus melancarkan aksi pembalasan dari th. 1984 sampai 1991 yang terlampau mengguncang Kolombia. Aksinya ini termasuk pembunuhan, pengeboman, dan deklarasi perang terhadap negaranya sendiri. Beberapa aksinya yang paling tercela yakni pengepungan Istana Kehakiman sepanjang dua hari (98 orang tewas dan dokumen ekstradisinya dihancurkan), pengeboman penerbangan Avianca 203 (107 orang tewas), dan pengeboman gedung DAS (60 orang tewas dan lebih dari 600 orang terluka).
Pemerintahan Kolombia yang tidak menyerah didalam upayanya menangkap Escobar menerapkan program amnesti parsial terhadap tanggal 5 September 1990 dan berjanji tidak akan lakukan ekstradisi. Syaratnya di sini ialah para gembong narkoba kudu menyerahkan diri secara sukarela dan pengakuan setidaknya satu kejahatan yang dilakukan.
Perjanjian ini telah berhasil menimbulkan beberapa gembong narkoba, termasuk Ochoa bersaudara, antek tingkat tinggi Escobar, terhadap bulan Januari 1991. Escobar yang bersikap skeptikal tidak segera menyerahkan dirinya dan justru lakukan aksi terorismenya pada Desember 1990 dan awal th. 1991 sebagai bentuk penekanan untuk pemerintah Kolombia.
Akhirnya, pemerintah tidak memiliki pilihan tak hanya menuruti keinginan Escobar. Pada bulan Juni 1991, bos Kartel Medellin menyerah kepada keadilan dan dikurung di penjara La Catedral di Envigado. Penjara ini tidak sanggup disamakan dengan penjara terhadap umumnya dikarenakan memiliki layanan yang lengkap seperti hotel bintang lima. Disini Pablo Escobar termasuk tetap menggerakkan operasi ilegalnya seperti biasa dari jarak jauh.
Pada bulan Juli 1992, Escobar mendengar kabar akan dipindahkan ke layanan lain oleh pemerintah yang berujung terhadap pelarian dirinya dengan sembilan orang lainnya ke hutan kurang lebih terhadap tanggal 22 Juli. Upaya negosiasi penyerahan diri antar Escobar dan pemerintah yang disertai syarat-syarat dari Escobar tidak digubris oleh pemerintahan Kolombia.
Kaburnya Escobar dari La Catedral tidak berakhir baik bagi dirinya dan justru jadi diperburuk dengan perlawanan dari musuhnya di Cali, pengejaran oleh Blok Pencarian elit Kolombia, serta diburu oleh Los Pepes – sebuah grup perlawanan terhadap Pablo Escobar dan para pendukungnya.
Minimnya sumber kekuatan yang dimiliki Pablo Escobar yang cuma menyisakan satu anak buah yakni Alvaro de Jesus Agudelo atau El Limón, memaksanya untuk konsisten bersembunyi. Pada tanggal 2 Desember 1993, satu hari sesudah kembali tahunnya ke 44, Escobar dengan El Limón bersembunyi di Los Olivos, Medellin. Tidak disangka-sangka, Blok Pencarian telah mendapatkan lokasinya dan mulai mendekati daerah berlindung Escobar. Setelah mereka ketahuan, Limón melarikan diri lewat jendela dan Escobar melarikan diri lewat atap. Baku tembak berlangsung yang berujung terhadap kematian kedua orang tersebut. Hari itu menandai berakhirnya Kartel Medellin dan momen selanjutnya direkam secara fotografis oleh Blok Pencarian.