Tekuni Bisnis Sociopreneur Berbasis Sustainability

Tekuni Bisnis Sociopreneur Berbasis Sustainability

Proses Wisuda Universitas Airlangga Periode 241 menjadi momen bahagia bagi Abdul Rohman. Selain berhasil menyelesaikan click here studi sarjana, Abdul juga menyabet penghargaan sebagai Wisudawan Berprestasi Wirausaha lewat Bisnis Sociopreneur Berbasis Sustainability miliknya.

Uniknya, bisnis milik Abdul merupakan bisnis pengolahan minyak jelantah. Minyak yang tidak terpakai bisa menjadi berbagai macam produk seperti lilin aromaterapi, dan biodiesel B35, B40, dan B50.

Bisnis yang bernama GELATAH berbasis sociopreneur dan berfokus pada sustainability. Pada 2021 saat membangun GELATAH Abdul mendapat bahan baku dari limbah rumah tangga. “Bahan bakunya pertama kali didapatkan dari limbah rumah tangga,” katanya. Abdul menambahkan bahwa bisnis ini ia mulai dengan menjemput bola dari rumah ke rumah. Berbagai kendala saat itu terjadi seperti keterbatasan wilayah, kendaraan, dan lainnya.

Abdul tak pernah pantang menyerah dalam membangun bisnis ini. Berbagai upaya ia lakukan untuk memperluas jaringan bisnis ini. Abdul tak segan untuk berkonsultasi dan menjalin kerjasama dengan inkubator bisnis dan DPKKA UNAIR untuk mewujudkan hal tersebut.

Berbagai program pendanaan juga menjadi salah satu opsi untuk menambah pundi-pundi modal. Tercatat GELATAH berhasil mendapatkan suntikan dana dari Bank Indonesia, meraih penghargaan dari Pertamina, hingga menyabet Silver Medal on World Youth Invention Exhibition di Malaysia.

“Mulai ikut bisnis matching lalu mendapat pendanaan untuk memperluas kapasitas produksi. Pada awalnya yang hanya memproduksi 500 liter setiap bulan, kini sudah bisa mencapai 14 ton dalam sebulan,” tuturnya.

Menembus Pasar Internasional
Berkat kegigihan yang dimiliki, akhirnya GELATAH resmi menjadi sebuah perusahaan yang bernama PT Karya Energi Samimulyo. Kini GELATAH telah menembus pasar nasional hingga internasional. “Sudah ada kerja sama dengan 30 pondok pesantren, 20 sekolah, dan 10 organisasi lingkungan dalam pengumpulan bahan baku. Ada juga kesempatan ikut konferensi di Malaysia untuk menarik investor tingkat global,” paparnya.

Abdul tak menyangka bahwa bisnis dengan modal Rp 0 dapat memberikan keuntungan sebesar 7 hingga 10 juta setiap bulannya. Lebih lanjut, Abdul mengungkapkan bahwa menjadi seorang pebisnis merupakan impiannya sejak kecil.

“Saya orang yang suka kesibukan, oleh karena itu saya mencoba mencari kegiatan lain salah satunya menjalankan bisnis. Saya sudah terbiasa membagi waktu berbisnis dengan kesibukan yang saya miliki,” pungkasnya.

Kembangkan bisnis Markas Walet, tiga alumnus Universitas Airlangga (UNAIR) memenangkan pitching bisnis di kancah internasional. Mereka adalah M Fairuzzuddin Zuhair, selaku CEO Lentera Alam Nusantara atau Markas Walet, Maulana Satria Aji, serta M Taufiqul Yakin yang juga merupakan founder. Mereka berhasil meraih prestasi membanggakan sebagai presenter terbaik dalam kompetisi pitching di National University of Singapore (NUS) Maret lalu.

Fairuz mewakili tim menerangkan, Markas Walet merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan agroteknologi. Khususnya di bidang ekosistem sarang burung walet. “Kami bergerak di bidang manufaktur dan agroteknologi, utamanya pada ekosistem sarang burung walet. Kami mengelola agar sarang burung walet bisa lebih optimal dan berkualitas serta kuantitasnya lebih tinggi,” ujar M Fairuzzuddin Zuhair kepada UNAIR NEWS, Senin (2/4/2024).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *